Mari Membaca, Mencermati dan Menindaklanjuti Pesan Paus Fransiskus pada Hari Minggu Misi Sedunia ke-88.
foto: liberainformazione. |
Pada hari ini, bersama seluruh Gereja kita memberi perhatian secara khusus sebagai hari minggu misi sedunia ke-88. Disposisi bersama ini tak lain untuk terus selalu menghidupkan roh misioner kita sebagai anggota tubuh Gereja, karena Gereja pada hakikatnya adalah misioner.
Bagi Paus Fransiskus hari minggu misi sedunia kali ini (19/10/2014) merupakan suatu perayaan rahmat dan sukacita, dan menjadi sebuah momen bagi semua orang beriman untuk terlibat dalam doa dan aksi solidaritas konkrit untuk mendukung Gereja-Gereja muda di tanah-tanah misi.
Kita diajak untuk menimba hikmat dari sukacita Yesus dan para murid-Nya yang berjiwa misioner. Paus mendasarkan pesannya pada teks Lukas 10:21-23 tentang kembalinya 72 murid. Di kisahkan bagaimana para murid dipenuhi dengan sukacita dan karena kuasa yang mereka miliki, mereka mampu membebaskan orang-orang dari roh-roh jahat. Itulah pengalaman kasih sebagai sumber rahmat dan sukacita bagi para murid maupun mereka yang dijumpai.
Paus mengajak kita memandang hari minggu misi sedunia, sebagai perayaan rahmat dan sukacita, dengan perspektif trinitaris. Disebut perayaan rahmat karena Roh Kudus diutus Bapa untuk memberi hikmat dan kekuatan bagi umat beriman. Disebut perayaan sukacita karena Yesus diutus Bapa untuk mewartakan Injil kepada dunia, mendorong dan menyertai usaha-usaha misioner kita.
Dalam Anjuran Apostolik pertamanya Evangelii Gaudium, n.2 : “Bahaya besar dunia dewasa ini, yang telah merasuk sedemikian rupa akibat konsumerisme, adalah kesedihan dan kecemasan yang lahir dari hati yang puas diri namun tamak; gelisah karena pencarian akan kenikamatan-kenikmatan yang dangkal, dan hati nurani yang tumpul”.
Di tengah situasi inilah diperlukan penegasan identitas sebagai murid Yesus. Adalah mereka yang membiarkan dirinya ditangkap oleh kasih Yesus dan dimeteraikan oleh api kerinduan demi Kerjaan Allah dan proklamasi sukacita Injil. Mereka dipanggil untuk mengungkapkan sukacita itu dalam bentuk suatu perhatian untuk mewartakan Kristus di daerah-daerah yang paling jauh, terlebih yang berada di pinggiran di wilayah mereka.
Kita diingatkan akan mendesaknya berdoa, mendukung dan mengusahakan tumbuhnya benih panggilan imamat, hidup bakti dan kaum awam dalam karya misi. Kita juga melihat bahwa dewasa ini sedang berkembang kesadaran identitas dan misi kaum awam dalam Gereja. Paus Fransiskus mengajak semua orang beriman untuk menyalakan kembali niat dan kewajiban moral untuk mengambil bagian dalam sukacita missio ad gentes. Bantuan keuangan dari setiap orang serta pemberian yang bersifat marterial menjadi sarana evangelisasi untuk pembangunan manusia atas dasar kasih.
Pada akhir pesannnya, kita diajak berdoa bersama-sama dengan Bunda Maria, agar dapat mewujudkan model evangelisasi yang rendah hati dan penuh sukacita, sehingga Gereja menjadi sebuah rumah yang siap menyambut siapa saja, bagaikan seorang ibu yang menyambut semua orang dan menjadi tempat pembaharuan bagi dunia kita.
Selamat menjalankan misi dengan penuh sukacita dan syukur.